PERMASALAHAN REMAJA YANG DIALAMI DALAM PENDIDIKAN
Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan
intelektual dan emosional remaja. Kemampuan intelektual mereka telah
dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang
disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai
informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan
melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya
tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang. Dari segi
fisik, para remaja sekarang juga cukup terpelihara dengan baik sehingga
mempunyai ukuran tubuh yang sudah tampak dewasa, tetapi mempuyai emosi
yang masih seperti anak kecil. Terhadap kondisi remaja yang demikian,
banyak orang tua yang tidak berdaya berhadapan dengan masalah
membesarkan dan mendewasakan anak-anak di dalam masyarakat yang
berkembang begitu cepat, yang berbeda secara radikal dengan dunia di
masa remaja mereka dulu.
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SLTP/ SLTA selalu
mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk
perilaku.
Permasalahan yang dihadapi remaja di sekolah.
1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami
remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak
merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah
yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses
sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat.
Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar
sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang
menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem
behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di
sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada
remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja
kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol).
Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder.
Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan
menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja
akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah
pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena
persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang
tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan
mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan
secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar
peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada
remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).
4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder).
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara
perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya
cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan
yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak
bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang
tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia
memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah
(reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang
remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia
memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non
verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan
mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga
dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder
yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur
permusuhan yang akan merugikan orang lain.
5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami
defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls
sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi
hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami
kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam
menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif
tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak
hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar
serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar